info buddhis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Rabu, 17 November 2010

Siapakah Sang Buddha Itu?


18.22 | ,



Oleh : Thich Nhat Hanh
Sebutir Kerikir Disakumu

Beberapa tahun yang lalu, saya mengunjungi sebuah desa di India bernama Uruvela. 2600 tahun yang lalu, seorang laki-laki bernama Siddharta tinggal dekat desa tersebut. Siddharta dikemudian hari dikenal sebagai Buddha.
Desa Uruvela sekarang tetap sama seperti dulu. Amat menyenangkan, termasuk anak-anak, tidak ada gedung tinggi, pasar swalayan, dan jalan tol. Ketika Siddharta tinggal disini, anak-anak itu adalah teman beliau, mereka mebawakan makanan dan oleh-oleh.
Dekat desa itu mengalir sebuah sungai, dimana Siddharta bisa mandi. Rumput yang disebut “Rumput Kusa” tetap tumbuh disungai itu. Rumput yang sama diberikan oleh seseorang anak pada Siddharta untuk digunakan sebagai tempat duduk. Saya berjalan menyebrangi sungai sambil mencabut beberapa rumput kusa dan membawa pulang bersama saya.
Disisi lain disungai itu, terdapat sebuah hutan. Disanalah Siddharta duduk bemeditasi dibawah pohon yang disebut denagn “Pohon Bodhi”, dibawah pohon itu pula beliau menjadi seorang Buddha.
Buddha adalah seseorang yang selalu sadar-sesorang yang selalu menyadari tentang segala sesuatu yang akan terjadi didalam dan disekeliling dirinya, dan seseorang yang sepenuhnya selalu sadar-disebut Buddha. Beliau adalah seorang Buddha yang kita terima sebagai Guru kita. Beliau bersabda  bahwa salah satu dari kita yang memiliki benih kebangkitan diantara kita dan semua dari kita adalah Buddha masa depan.
Seorang pelajar, ketika ia sangat muda, pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan “Siapakah sang Buddha Itu?”. Nama pelajar itu adalah Hu, dan inilah cerityanya.:
Ketika Hu berumur 6 atau 7 tahun, ia bertanya pada Ayah dan Ibunya apakah ia dapat menjadi Pendeta. Hu suka pergi keVihara Buddhis bersama kedua Orang Tuanya pada saat bulan baru atau bulan purnama untuk mempersembahkan bunga, pisang, mangga dan segala jenis buah tropis lainnya untuk Sang Buddha.
Didalam Vihara, Hu selalu diperlakukan dengan baik. Ketika orang datang keVihara, mereka terlihat lebih rileks dan bersahabat. Hu juga menyadari bahwa kepala Biara suka padanya. Beliau sering member Hu pisang atau mangga setiap kali ia datang. Oleh karena itulah Hu senang mengunjungi Vihara.
Suatu hari ia berkata, “Ibu, saya ingin menjadi Pendeta dan tinggal di Vihara”. Saya berpikir bahwa dia ingin menjadi Pendeta karena dia suka pisang. Saya tidak menyalahkan. DiVietnam, terdapat beberapa jenis pisang yang sangat enak.
Meskipun dia masih kecil, Ayah dan Ibunya izin untuk menjadi calon Pendeta. Kepala Biara memberi Hu sebuah jubah kecil berwarna coklat untuk dikenakanya. Dalam jubahnya yang baru,dia terlihat seperti bayi Pendeta.
Ketika dia pertama kali menjadi Pendeta, Hu percaya bahwa Sang Buddha suka pisang, mangga dan jeruk karena setiap orang yang datang ke Vihara ini membawa buah-buahan tersebut dan buah lainnya serta meletakkan di depan altar Sang Buddha. Hu berpikir bahwa  Sang Buddha sangat menyukai buah-buahan.
Pada suatu senja, Hu menunggu di dalam Vihara sampai semua tamu pulang. Dia berdiri dengan tenang di depan pintu keruangan Sang Buddha, memeriksanya untuk memastikan tidak ada seorangpun disana. Kemudian dia melihat kedalam ruangan itu dengan teliti, dibandingkan dengan orang sesungguhnya, patung Sang Buddha terlihat sangat besar. Didalam pikirian Hu kecil, patung tersebut adalah Sang Buddha.
Hu membayangkan bahwa sang Buddha duduk tegak sepanjang hari, dan ketika ruangan sepi, dia mendekati pisang. Hu menunggu dan mengawasi, berharap untuk melihat Sang Buddha akan mengambil salah satu pisang dan mengupas pisang tersebut didepannya. Dia telat menunggu sekian lama, tetapi dia tidak melihat Sang Buddha mengambil pisan itu. Hu menjadi bingung. Dia tidak dapat mengerti mengapa Sang Buddha tidak memakan pisang satupun yang dibawakan oleh orang untuknya.
Hu tidak berani bertanya kepada Kepala Pendeta, karena dia takut Pendeta itu akan berpikir bahwa dia seorang yang bodoh. Sesungguhnya, kita sering merasakan hal seperti itu dimana kita tidak berani bertanya, karena takut disebut bodoh. Hal sama terjadi pada Hu. Dia tidak berani bertanya kepada seseorang ia menjadi bingung.
Hu tumbuh menjadi dewasa, dan pada suatau hari dia menyadari bahwa patung Sang Budhha bukan Buddha. Suatu kesadaran. Kenyataan ini membuat dia sangat bahagia, akan tetapi pertanyaan baru muncul. “ Jika Sang Buddha tidak berada di sini, dimanakah Beliau?”. Setiap haru Hu melihat orang datang ke Vihara ini dan bersujud di depan Patung Sang Buddha. Tetapi dimanakah Sang Buddha?
Di Vietnam, orang yang telah melatih Pure Land Buddhism percaya bahwa sang Budha menetap ditanah suci, kearah barat. Pada suatu hari, Hu mendengar  seseorang mengatakan bahwa tanah suci adalah tempat kediaman Sang Buddha, dan Hu mempercayainya, tetapi dia sangat sedih.mengapa?, dia heran, mengapa Sang Buddha memilih tinggal ditempat yang sangat jauh, jauh dari orang-orang?. Muncul  pertanyaan baru dalam pikiranya.
Saya bertemu Hu ketika dia berumur 14 tahun, dan dia masih tetap bingung tentang hal ini. Saya menjelaskan kepada Hu bahwa Sang Buddha tidak berada jauh dari kita semua, tetapi berada didalam dirikita masing-masing. Menjadi Buddha artinya menyadari apa yang ada didalm dan sekeliling kita setiap saat. Buddha adalah cinta kasih dan pengertian yang selalu kita bawa dalam hati kita masing-masing. Hal ini mebu8at Hu sangat bahagia.
Ketika Hu dewasa dia menjadi Direktur dari sekolah pekerja social diVietnam. Dia melatih Biarawati dan pendeta-pendeta muda, Pemuda dan pemudi, untuk membantu penduduk membangun desanya kembali yang telah dibom semasa perang Vietnam.
Dimanapun kamu merasakan kasih saying dan saling pengertian, disitulah ada Sang Buddha. Setiap orang dapat menjadi Buddha. Jangan membayangkan Sang Buddha adalah patung atau seseorang yang bercahaya dikepalanya atau yang menggunakan jubah kuning. Buddha adalah seseorang yang sadar tentang apa yang terjadi didalam dan sekelilingnya, mempunyai pengertian dan kasih saying yang dalam. Tidak menjadi masalah apakah Sang Buddha seseorang Pria atau Wanita, muda ataupun tua, Sang Buddha selalu menyenangkan dan baru. 



Baca lainnya juga :
1. Mengendalikan Nafsu
2. Bhiksu Buddha Menghina Buddha
3. Karma dibentuk oleh Diri Sendiri, Semuanya Tumbuh dari Hati
4. Asal-usul Kembang Api
5. 7 Mimpi Ym Ananda
6. Asal-usul Tangerang sebagai Kota Benteng
7. Pertobatan dimulai dari Tekad didalam Hati tiga pokok dalam Pertobatan
8. Karma dibentuk oleh Diri Sendiri, Semuanya Tumbuh dari Hati
9. Seorang Petapa dan Sebuah Sumur
10. Siapakah Sang Buddha itu?
11. Asal-usul Bumi dan Manusia Menurut Agama Buddha
12. Riwayat Dewi Kwan Im
13. Riwayat Kehidupan Sang Buddha


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar