info buddhis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 21 Desember 2010

Tujuh Mimpi YM Ananda


12.35 | ,

Banyak sekali cerita2 mengenai Ananda tapi kali ini saya ingin mengambil salah satu kisah yang terjadi pada Ananda. Suatu hari Ananda berkata kepada Sang Buddha bahwa ia mempunyai 7 buah mimpi. Lalu Buddha bertanya, "Apakah ke 7 mimpi itu, Ananda?"

Ananda menjawab: "Dalam mimpi pertama, saya bermimpi bahwa sepanjang lautan samudra terbakar; Apinya begitu dasyat hingga sampai ke langit, Yang Mulia!"

"Ananda, biasanya seorang yang telah mencapai kesucian tidak akan mengartikan segala macam mimpi-mimpi, namun impianmu itu bukan sesuatu hal yang biasa dan ini benar2 aneh. Lautan api menandakan bahwa para sangha yang akan datang kebanyakan memiliki prilaku tidak benar, hanya sedikit sekali yg bersifat baik; mereka akan sering bertengkar antara satu dengan yang lainnya, bagaikan air jernih yang terjilat oleh api yang panas. Lalu Sang Buddha bertanya lagi kepada Ananda," Apakah impianmu yang kedua?"

"Oh! Yang Mulia, Saya bermimpi bahwa matahari telah tiada, dunia menjadi amat kosong, dan tidak ada bintang di langit."

"Ananda, Ini pertanda bahwa saya tidak lama lagi akan parinibbana, banyak pengikut saya yg akan parinibbana juga, ini menandakan bahwa mata kebijaksanaan lama akan segera pudar. Lalu "Apakah impianmu yg ketiga?"

"Yang Mulia, saya bermimpi bahwa para bikkhu tidak lagi mengenakan jubah, mereka jatuh ke tanah lalu kepalanya diinjak-injak oleh umatnya sendiri."

"Ananda, ini menandakan bahwa para bikkhu yang akan datang tidak bertindak sesuai dengan apa yg mereka ucapkan. Mereka mempunyai sifat iri hati antara sesama, tidak menghormati hukum kebenaran, yang pada akhirnya reputasi mereka akan jatuh dan umat awam akan meremehkan Sangha. Para umat akan menghancurkan vihara-vihara berserta persatuan sangha. "Apakah impianmu yg ke-empat, Ananda?"

"Yang Mulia, saya bermimpi bahwa jubah para bikkhu compang-camping."

"Ananda, Ini berarti bikkhu sangha yang akan datang tidak lagi memakai jubah, tidak lagi mengikuti vinaya, seperti umat awam biasa, mereka akan berkeluarga. Oh! Ini sungguh2 sangat menyedihkan!..."Teruskanlah apakah impianmu yg kelima?"

"Yang Mulia, saya melihat banyak babi-babi di Hutan yg sedang menggali akar dari pohon Bodhi."

"Ananda, ini menyatakan bahwa para bikkhu sangha di masa depan hanya mementingkan uang, mereka akan menjual patung-patung Buddha dan sutra-sutra". Kemudian apakah impianmu yg ke-enam, Ananda?."

"Yang Mulia, saya melihat seekor gajah besar mengacuhkan dan mengabaikan gajah kecil dan raja hutan - singa mati. Bunga-bunga suci berjatuhan di atas kepala Sang Singa, tetapi binatang-binatang lain malah menjauh karena ketakutan. Tidak lama, tubuh singa itu digerogoti cacing2 dan belatung."

"Ananda, gajah besar yang mengabaikan gajah kecil berarti bikkhu sangha di masa depan adalah ketua yang sombong/congkak, yang tidak mau menuntun yang muda. Cacing dan belatung yang mengerogoti tubuh singa berarti tidak ada satupun agama yang dapat menghancurkan agama Buddha, tetapi umat Buddha sendirilah yg akan menghancurkan ajaranku", Apakah impianmu yg terakhir (ketuju)?"

"Yang Mulia, saya bermimpi Gunung Meru berada di kepala saya tetapi saya tidak merasa berat."

"Ananda, Inilah suatu pertanda bahwa saya akan parinibbana dalam waktu tiga bulan, semua para bikkhu berserta umatnya akan sangat memerlukan bantuanmu untuk menulis semua Sutta-Sutta yang telah kubabarkan."

"Bahkan Agama Buddha pun tidak kekal...dengan mengenali tanda-tanda ini, kita bisa menjaga agar mimpi-mimpi itu agar menghindari kepercayaan secara membabi buta, dan terus berlatih dengan penuh kesadaran sehingga kita bisa memperpanjang eksistensinya Agama Buddha ini".

Menjelang Sang Buddha parinibbana, Beliau secara umum memuji Ananda atas kemampuan ingatannya pada semua ajaran beliau. Para bikkhu mengutuskan Ananda untuk menghadap Sang Buddha dan mengajukan beberapa pertanyaan:

1. Siapa yang akan menjadi guru kita setelah Sang Buddha parinibbana?
2. Kemana kita harus memusatkan pikiran kita pada saat Buddha parinibbana?
3. Bagaimana sikap dan tindakan kita ketika berhadapan dengan orang yang tidak baik, apabila Buddha telah parinibbana?
4. Bagaimana seharusnya menjelaskan sutta-sutta agar bisa meyakinkan umat-umat, apabila Buddha telah parinibbana?

Jawaban Sang Buddha kepada Ananda, "Perhatikanlah Ananda apa yang akan kukatakan!":
1. Berpedomanlah pada dhamma dan vinaya sebagai gurumu.
2. Pusatkanlah pikiranmu pada empat landasan perhatian (*)
3. Bila bertemu dgn orang yg tidak baik, hormatilah & perlakukanlan mereka dengan kasih sayang dan jangan terpengaruh oleh perbuatannya.
4. Apabila menjelaskan sutta-sutta, sebaiknya diawali dengan perkataan, 'Demikianlah yg telah kudengar...' Selama kamu berada di jalan dhamma, Buddha akan selalu bersertamu."

Akhirnya Ananda mencapai penerangan sempurna satu hari sebelum rapat persamuan Sangha yg pertama. Dalam rapat tersebut Ananda mengawali dengan pembacaan sutta-sutta. Ia diangkat menjadi kepala Bikkhu setelah Bikkhu Mahakasyapa menyerahkan tanggung jawabnya kepada beliau. Pada usia 120 tahun, ia mencapai parinibbana di tepi sungai Gangga yang menghubungkan 2 kota, dengan tujuan untuk meredakan dua kota yang sedang bertikai.
Baca lainnya juga :
1. Mengendalikan Nafsu
2. Bhiksu Buddha Menghina Buddha
3. Karma dibentuk oleh Diri Sendiri, Semuanya Tumbuh dari Hati
4. Asal-usul Kembang Api
5. 7 Mimpi Ym Ananda
6. Asal-usul Tangerang sebagai Kota Benteng
7. Pertobatan dimulai dari Tekad didalam Hati tiga pokok dalam Pertobatan
8. Karma dibentuk oleh Diri Sendiri, Semuanya Tumbuh dari Hati
9. Seorang Petapa dan Sebuah Sumur
10. Siapakah Sang Buddha itu?
11. Asal-usul Bumi dan Manusia Menurut Agama Buddha
12. Riwayat Dewi Kwan Im
13. Riwayat Kehidupan Sang Buddha 


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar